Pocong Gentayangan Sempat Membuat Warga Heboh
MyMisteri Leony Li - Sepi, mungkin kata ini paling tepat untuk menyebut kawasan Donorejo di Jambi Timur, dan Jalan Gn Kidul, dekat SMK Attaufiq dan asrama polisi Talang banjar bagai tak berpenghuni. Kawasan ini mendadak ramai. Ribuan warga memadati kawasan TPU Darul Akhirat, Talang Banjar.
Bahkan aparat kepolisian dipinpin Kapolsek Jambi Timur AKP Fery Ardian datang untuk memastikan kerumunan massa tidak terjadi kekerasan. Camat Jambi Timur Ridwan Saleh, dan Lurah Talang Banjar mendatangi lokasi. Ternyata sumber kehebohan itu adalah munculnya isu penampakan sosok pocong yang bergentayangan.
Warga yang memadati lokasi ini, lantaran penasaran dengan cerita yang marak beredar dari mulut ke mulut. Tak hanya itu, perbincangan mengenai penampakan ini juga marak di grup BlackBerry Messengger (BBM) dan Twitter.
Terkait dengan isu-isu yang meresahkan masyarakat semacam ini, ustad Heriyanto, dari Desa Lubuk Kayu Aro, Kecamatan Mestong Kabupaten Muaro Jambi mengatakan, fenomena seperti ini memang sering didengar, namun menurutnya, dalam Islam kejadian seperti itu tidak ada.
Dia berpesan, jika masyarakat merasakan ketakutan, maka tenangkanlah dengan membaca ayat-ayat Alquran yang mereka hafal. "Boleh Ayat Kursi, Al-Fatiha, Al-Falaq dan Annas atau Surah Yasin. Tapi yang lebih bagusnya membaca Ayat Kursi karena menyimpan makna yang sangat mendalam," jelasnya.
Kapolsek Jambi Timur AKP Fery Ardian yang dihubungi saat berada di lokasi mengatakan belum bisa berkomentar banyak. "Saat ini sedang dilaksanakan musyawarah dengan warga, besok saja informasi yang lebih jelas," katanya.
Isu yang muncul, arwah perempuan bernama Leginah (30) yang meninggal dunia dan dikabarkan mendatangi warga di Donorejo dan sekitar Attaufiq. "Sedikitnya 10 orang yang mengaku didatangi almarhum. Arwah itu meminta agar tali pocongnya dilepas," kata Ilham, pemuda setempat.
Ali, pemuda lain pun memperkuat keterangan Ilham. "Sudah dua minggu ini pertokoan di sekitar asrama polisi, Attaufiq sepi. Jam 9 sudah pada tutup, biasanya pada jam 2:00 pagi masih ramai," katanya.
Kemarin malam, keluarga Leginah datang di Rumah Ketua Pemuda di kawasan TPU, dan terlibat perundingan dengan warga, polisi dan tokoh masyarakat. Dalam pertemuan itu, warga menuntut makam Leginah dibongkar kembali.
Herman, lelaki paruh baya, yang bertugas menggali kubur almarhum mengakui, saat prosesi pemakaman, tali pocong pada kain kafan tidak dilepas. "Waktu itu saya sadar tali pocong tidak dibuka, tapi pihak keluarga tak membolehkan," kata Herman.
Dia pun membeberkan sejumlah kejanggalan saat prosesi itu. Katanya, jenazah ketika dikeluarkan dari mobil ambulans langsung dimasukkan ke dalam kubur. "Tanpa diazani, pokoknya tidak mengikuti tata cara kita kebanyakan," katanya. Tambahnya, pihak keluarga yang jumlahnya puluhan saat prosesi itu, berdoa dengan cara berdiri dan menghadap matahari.
Marzuki, Ketua RT 28, yang mengikuti pertemuan, mengakui adanya keresahan masyarakat. "Memang banyak yang resah, tapi belum ada satupun yang mengaku pada saya pernah melihat secara langsung. Penampakan itu hanya tersebar di HP!".
"Memang, tata cara tidak lazim seperti kita. Mayat tidak diazankan, dan ujung kaki dan dahi tidak menyentuh tanah," katanya. Dalam pertemuan kemarin, pihak keluarga mengakui tidak melepaskan tali pocong jenazah.
Sumber: Tribunnews
Next
« Next Post
« Next Post
Previous
Previous Post »
Previous Post »