Penjelasan Ilmiah Setelah Kematian

Penjelasan Ilmiah Setelah Kematian

MyMisteri Leony Li
- Banyak dari kita takut mati. Kita percaya dengan kematian karena kita telah diberitahu bahwa kita akan mati. Kita mengasosiasikan diri dengan tubuh, dan kita tahu bahwa tubuh akan mati. Akan tetapi teori ilmiah baru menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan.

Satu aspek terkenal dari fisika kuantum adalah bahwa pengamatan tertentu tidak dapat diprediksi secara mutlak. Sebaliknya, ada berbagai kemungkinan pengamatan masing-masing dengan probabilitas yang berbeda.

Satu penjelasan yang utama, interpretasi "banyak dunia", menyatakan bahwa masing-masing pengamatan yang mungkin sesuai dengan alam semesta yang berbeda (multiverse).

Sebuah teori ilmiah baru yang disebut 'biocentrism' yang memurnikan ide-ide ini. Ada banyak alam semesta tak terbatas, dan segala sesuatu yang mungkin bisa terjadi di beberapa alam semesta. Kematian tidak ada dalam arti sebenarnya dalam skenario ini.

Semua alam semesta yang mungkin ada secara bersamaan, terlepas dari apa yang terjadi dalam salah satu dari mereka. Meskipun tubuh individu ditakdirkan untuk rusak atau mati, perasaan hidup 'Siapakah aku?' hanyalah sedikit energi yang beroperasi di otak kita.

Akan tetapi energi ini tidak hilang saat kematian. Salah satu aksioma paling pasti dari ilmu pengetahuan adalah bahwa energi tidak pernah mati, melainkan tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Namun apakah energi ini melampaui dari satu dunia ke dunia yang lain?

Pertimbangan percobaan yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menunjukkan bahwa ilmuwan bisa mengubah sesuatu yang telah terjadi di masa lalu. Partikel bisa memutuskan bagaimana mereka bereaksi ketika partikel tersebut mengenal pemisah cahaya.

Kemudian, eksperimen bisa mengubah saklar kedua atau mematikannya. Ternyata bahwa apa yang diputuskan pengamat pada saat itu, menentukan apa rekasi partikel di masa lalu.

Terlepas dari pilihan Anda, Anda nanti yang akan mengalami hasil yang akan dihasilkan dari keputusan ini. Keterkaitan antara berbagai sejarah dan alam semesta melampaui ide-ide yang biasa kita hadapi dalam ruang dan waktu kita.

Menurut Biocentrism, ruang dan waktu bukanlah benda keras seperti yang kita pikirkan. Lambaikan tangan Anda di udara jika Anda mengambil semuanya, apa yang tersisa? Tidak ada. Hal yang sama berlaku untuk waktu.

Anda tidak dapat melihat apa-apa melalui tulang yang mengelilingi otak Anda. Segala sesuatu yang anda lihat dan alami sekarang adalah pusaran informasi yang terjadi dalam pikiran Anda. Ruang dan waktu hanyalah alat untuk meletakkan segala sesuatu bersama-sama.